Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

VISI & MISI SEKOLAH

V I S I

Unggul dalam prestasi berbudi pekerti luhur dan mandiri

M I S I

1. Menumbuhkan semangat berprestasi

2. Meningkatkan budaya disiplin seluruh warga sekolah

3. Membiasakan siswa berprilaku sehat

4. Menciptakan pola hubungan yang sinergis anatara skolah dan masyarakat dalam meningkatkan pendidikan

S T R A T E G I

1. Menciptakan sekolah yang bernuansa Manajemen berbasis Sekolah

2. Pencapaian ketuntasan belajar pada tiap mata pelajaran adalah 100%

3. Mendapatkan prestasi non akademikmkhususnya dalam bidan keagamaan kesen ian, olah raga dan keterampilan

4. Meningkatkan wawasan kependidikan dan kemampuan teknis profesional

5. Menciptakan sekolah yang aman

Minggu, 16 Oktober 2011

manusia makhluk terdidik


Kesempurnaan Manusia
Seorang manusia telah diberi derajat yang mulia oleh Penciptanya. Akal yang ada dalam diri manusia adalah bukti bahwa manusia memang makhluk mulia. Hati sebagai penentu kebijakan dalam diri manusia memiliki kemampuan bisa membedakan baik dan buruk tanpa harus belajar. Selain akal dan hati tersebut, manusia juga diberikan alat indera yang fungsinya luar biasa, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, lidah untuk merasa, telapak tangan untuk meraba dan fungsi-fungsi lainnya. Tubuh manusia dengan demikian adalah rangkaian perpaduan yang sempurna antara akal, hati dan alat indera. Bila kesempurnaan perpaduan ini disa dimaksimalkan maka manusia akan menjadi suatu makhluk yang paling mulia diantara makhluk yang lain. Tapi sebaliknya bila manusia tidak bisa memaksimalkan fungsi ketinya maka dia malah terjun menjadi makhluk yang paling hina
.
Akal, hati dan alat indera merupakan suatu modal dasar yang dimiliki manusia. Modal dasar ini harus dikembangkan, diolah dan dimanfaatkan seoptimal mungkin. Tidak ada makhluk selain manusia yang memiliki kesempurnaan perangkat ini. Sebagai konsekwensi dari kepemilikan komponen tersebut manusia diberi derajat, harkat dan martabat yang tinggi. Setiap manusia sudah seharusnya dihormati dan dihargai karena adanya akal, hati dan alat inderanya tadi. Ketika seseorang tidak menghormati orang lain atau tidak menghargai orang lain pada dasarnya dia tidak menghormati dan tidak menghargai dirinya sendiri. Sebuah kehidupan yang ideal berarti suatu kehidupan dimana antara manusia yang satu dengan manusia yang lain saling menhormati dan saling menghargai, bukan sebaliknya saling meremehkan, menyepelekan dan saling merendahkan.
Oleh karena itu sikap terbaik dalam pergaulan antar manusia adalah sikap santun dan budi luhur. Dalam bahasa agama ini disebut dengan akhlakul karimah atau khuluqul khasan. Kalau manusia dalam bergaul tidak menggunakan sikap ini maka dia telah menciderai kemulian dan ketinggian derajat manusia, termasuk dirinya sendiri. Jadi bersikap santun kepada orang lain berarti bersikap santun pada diri sendiri, menzalimi orang lain berarti menzalimi diri sendiri. Ini menunjukkan betapapun banyaknya manusia ditambah dengan perbedaan agama, suku, bahasa, adapt istiadat dan rasnya tidak menjadi penghalang dalam memuliakan manusia dengan mengedepankan sikap santun atau berbudi luhur tadi. Inilah sebuah koneksi yang seharusnya dibangun oleh manusia. Sebuah koneksi yang dibangun diatas pemahaman bersama bahwa manusia adalah makhluk yang mulia dan tinggi derajatnya.
Dari sini kita bisa mengambil sebuah teori bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna dan harus dihargai/dihormati dengan sikap santun dan budi luhur.
Hal-hal yang merusak kemuliaan Manusia
Meskipun pada dasarnya manusia itu mulia akan tetapi tidak menjamin tetap mulia, dikarenakan adanya hal-hal yang menghalangi munculnya kemuliaan tersebut. Komponen manusia yang memiliki akal, hati dan alat indera adalah suatu objek sedangkan yang mempergunakan objek tersebut adalah jiwa atau ruhani manusia. Kalau jiwa atau ruhani manusia tidak menggunakan ketiganya maka dia rusak kemuliaannya. Dengan demikian inti dari pada rusaknya kemuliaan manusia adalah tidak menggunakan ketiganya dalam hidupnya. Bila menganalogikan dengan suatu alam besar maka manusia adalah alam kecil dimana disitu ada penguasa/raja diwakili oleh ruhani/perangai, adanya penasehat diwakili oleh hati, adanya perdana mentri diwakili oleh akal dan adanya prajurit pelaksana tugas yang diwakili oleh badan/tubuh manusia. Ketika ruhani sudah memutuskan perkara, lalu hati bilang itu benar, lalu skenarionya dibuat oleh akal dan diakhiri eksekusi oleh badan/tubuh manusia.
Beberapa hal berikut adalah merusak kemuliaan manusia. Pertama : bila perangainya buruk. Orang yang berperangai buruk akan menggunakan komponen hidupnya untuk hal-hal yang buruk. Perangai manusia adalah pokok dari segala perbuatannya. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia adalah menunjukkan perangainya. Orang berbuat baik itu menunjukkan perangainya baik, sebaliknya orang berbuat tidak baik menunjukkan perangainya tidak baik. Perangai manusia dibentuk sejak lahir sampai meninggal dunia. Perangai manusia ada yang keras membatu, ada yang lembut dan ada yang antara keras dan lembut. Diantara hal yang mempengaruhi perangai adalah pendidikan. Pendidikan diharapkan mampu melahirkan manusia, manusia yang berperangai baik.
Kedua: Manusia tidak menggunakan akalnya. Manusia yang tidak menggunakan akalnya berarti dia bagaikan binatang, kenapa? Karena binatang tidak memiliki akal. Manusia yang tidak menggunakan akalnya berarti bagaikan tidak berakal, tidak berakal sama dengan binatang. Cara menggunakan akal adalah dengan mempelajari ilmu-ilmu. Akal adalah wadahnya ilmu pengetahuan, artinya tanpa akal ilmu tidak akan muncul. Ilmu lahir tidak dengan sendirinya akan tetapi harus diamati, diteliti, disbanding-bandingkan dan terkahir disimpulkan. Hasil kesimpulan dari pengamatan, penelitian dan pembandingan-pembandingan itulah yang menjadi suatu ilmu pengetahuan. Artinya tanpa ilmu pengetahuan manusia akan kehilangan kemuliaannya.
Ketiga: Manusia tidak menggunakan hatinya. Bila manusia sudah tidak lagi menggunakan hati/nuraninya maka orang tersebut tidak memiliki batasan nilai dalam hidupnya. karena yang menghasilkan nilai-nilai dalam hidup adalah hati/nurani. Manusia yang sudah tidak memiliki nilai-nilai hidup maka dia akan bertindak semaunya meskipun itu buruk dan merusak. Manusia yang melakukan tindakan tidak bernilai maka dia akan dianggap tidak bermoral. Tindakan yang tida bernilai dan tidak bermoral akan merusak derajat kemanusiaannya. Untuk mencegah hal itu maka manusia harus mengisi hatinya dengan nilai-nilai yang baik. Nilai-nilai hidup inilah yang akan memberikan legitimasi atas tindakannya. Tindakan yang bernilai adalah tindakan yang legitimed dan tindakan yang tidak bernilai adalah tindakan unlegitimed. Tindakan kedua inilah yang akan merusak kemuliaan manusia.
Keempat: perbuatan-perbuatan manusia. Perbuatan manusia dilakukan oleh badan/tubuhnya. Artinya bahwa ketidak mampuan mengontrol badan/tubuh akan merendahkan derajat manusia. Artinya kita harus memastikan bahwa aeluruh tubuh/badan manusia dipergunakan dalam hal yang baik bukan dalam hal buruk. Manusia bila melakukan perbuatan-perbuatan yang baik maka dia akan mulia, sedangkan bila melakukan hal-hal buruk maka dia akan terhina. Perbuatan adalah suatu yang paling tampak dari manusia. Akal dan hati serta perangai adalah hal tidak tampak. Akan tetapi keduanya berjalan beriringan dan sejalan. Dalam artian bahwa perbuatan manusia berbanding lurus dengan perangai, hati dan akalnya. Artinya bila perangai, hati dan akalnya baik maka perbuatannya baik. Bila perangai, akal dan hatinya buruk maka perbuatannya juga buruk.
Keseluruhan dari perangai, akal, hati dan perbuatan manusia disebut dengan kepribadian. Untuk membentuk suatu kepribadian dilakukan upaya pendidikan. Diharapkan dengan pendidikan dapat melahirkan manusia-manusia yang berkepribadian sehingga kemuliaan manusia dapat terjaga dan dilestarikan. Inilah urgensi dari pendidikan bagi manusia. Manusia adalah mahluk terdidik. Sedangkan mahluk-mahluk yang lain selain malaikat bukan termasuk mahluk terdidik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer