Kejujuran yang dimiliki setiap anak,
pada dasarnya merupakan sifat bawaan sejak lahir. Orang tua dan lingkungannya
lah yang kemudian berperan penting supaya kejujuran yang dimiliki anak tersebut
tidak pudar. Proses mempertahankan kejujuran pada anak bukanlah sebuah proses
yang mudah. Meskipun demikian, banyak cara yang bisa dilakukan untuk membentuk
anak yang jujur :
- Keteladanan orang tua. Meskipun pada dasarnya sebagian besar orang tua sudah merasa berperilaku jujur, tetapi dalam sikap sehari-hari sering kali secara tidak sengaja masih menunjukkan ketidakjujuran. Misalnya : saat kita sedang berusaha membujuk anak untuk makan, terkadang kita berjanji akan mengajak si kecil jalan-jalan jika makanannya dihabiskan. Sang anak pun mengikuti bujukan orang tua dan makan dengan lahap. Tetapi, setelah si kecil selesai makan, banyak orang tua tidak segera memenuhi janjinya dengan berbagai macam alasan. Lambat laun, sang anak bisa mengambil kesimpulan bahwa orang tuanya telah berbohong dan tidak menepati janji, sehingga ia akan menganggap bahwa berbohong itu boleh atau lumrah. Dari contoh kasus tersebut, sangatlah jelas bahwa anak membutuhkan teladan untuk dapat mempertahankan sifat jujurnya.
- Menanamkan arti kejujuran. Orang tua hendaknya tidak berhenti memberikan pengertian kepada anak bahwa kejujuran adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Jangan pernah bosan untuk mengatakan arti kejujuran tersebut. Kejujuran bisa membuahkan kenyamanan dalam hidup. Sebaliknya, bila berbohong, hidup akan diliputi kegelisahan dan rasa cemas. Seseorang yang jujur akan mudah dipercaya oleh orang lain.
- Hargai bila anak berkata jujur. Apabila anak jujur akan kesalahannya, pujilah ia. Dengan pujian, anak akan merasa bahwa berkata jujur itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Misalnya bila anak berkata jujur telah memecahkan vas bunga, jangan langsung memarahinya. Berikan penjelasan dengan tenang bahwa tindakannya memecahkan vas bunga adalah salah, tetapi tekankan pada anak bahwa orang tua sangat bangga karena kejujurannya dalam mengakui kesalahannya itu.
- Tidak memberi peluang anak untuk tidak jujur. Kebiasaan menyalahkan yang berlebihan bisa memberi peluang anak untuk berlaku tidak jujur. Orang tua hendaknya bersikap tenang dan bijak dalam menghadapi anak yang berbuat salah. Hukuman atas kesalahannya boleh tetap diberikan, akan tetapi tentu saja pada porsi dan cara yang wajar sehingga anak bisa dengan legawa menerima hukuman tersebut.
- Memberikan kasih sayang yang seutuhnya. Seorang anak yang mendapatkan kasih sayang seutuhnya akan merasa percaya diri dalam melakukan segala hal, termasuk ketika mengakui kesalahannya. Anak akan mempunyai keyakinan bahwa wujud kasih sayang orang tuanya kadang berupa teguran orang tuanya atas kesalahan yang diperbuatnya. Dengan limpahan kasih sayang yang utuh, anak juga akan merasa diterima sebagai anak sehingga ia merasa cukup menjadi diri sendiri, tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain.
- Membuat peraturan yang wajar. Peraturan yang wajar maksudnya peraturan yang tidak mendetail yang mengekang kebebasan anak. Membuat peraturan yang bersifat global dan masih menghargai kebebasan anak juga berarti menunjukkan kepercayaan orang tua kepada anak untuk berlaku apa adanya, tanpa dibuat-buat dan kepura-puraan.
Beberapa cara di atas dapat berhasil
efektif apabila ada komitmen dan konsistensi orang tua untuk melakukannya.
Orang tua harus seoptimal mungkin melakukannya apabila menginginkan anaknya
tumbuh menjadi anak yang jujur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar