Setiap individu pasti melalui
tahapan-tahapan perkembangan dalam hidupnya.Perkembangan itu mencakup segala
hal,yang komprehensip dalam hidup dan kehidupannya.Perbedaan fase perkembangan
status sosial di dunia anak-anak dalam persahabatan dan mendapatkan kawan
bermain di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah, berbeda dengan
pengertian persahabatan yang terjadi pada orang dewasa, untuk orang dewasa persahabatan
adalah suatu ikatan relasi dengan orang lain, di mana kepercayaan, pengertian,
pengorbanan dan saling membantu satu sama lainnya akan terjalin dalam periode
yang lama, sedangkan di dunia anak-anak tidak seperti halnya yang terjadi pada
orang dewasa, di dunia anak-anak persahabatan terjalin tidak untuk waktu yang
lama, terkadang bila terjadi masalah yang kecil saja, jalinan persahabatan
tersebut akan terputus.
Ada dua metode
penelitian untuk mengetahui arti persahabatan dan kawan bermain di dalam dunia
anak-anak :
1. Dengan cara kita mengajukan beberapa pertanyaan, seperti ;
Siapa teman dekatmu ? kenapa dia ? apa yang kamu senangi dari dia ?
2. Dengan cara kita bercerita
tentang persahabatan, kemudian kedua orang sahabat tersebut bertengkar karena
mereka tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
Fase Pertama ;
- Teman untuk bermain
Teman bermain untuk usia anak
antara 5 sampai 7 tahun.
Bagi mereka, teman adalah
seseorang yang mempunyai mainan yang menarik yang tempat tinggalnya dekat di
sekitar mereka, dan mereka mempunyai ketertarikkan yang sama.
Kepribadian dari teman tersebut
tidak menjadi masalah, yang terpenting bagi mereka adalah kegiatan dan mainan apa
yang mereka miliki, persahabatan mereka akan terputus apabila salah seorang
dari anak tersebut tidak mau bermain lagi dengan anak lainnya karena kejenuhan
dan kebosanan, persahabatan mereka akan secepat mungkin terputus dan terbina
kembali begitu saja.
Fase Kedua
- Teman untuk bersama
Teman bermain dan membangun
kepercayaan, untuk usia anak antara 8 sampai 10 tahun.Dalam fase ini seorang
anak untuk mendapatkan teman tidak segampang anak pada fase pertama, karena
mereka harus ada kemauan berteman dari kedua belah pihak.
Mereka tidak akan mau berteman
lagi setelah di antara mereka timbul masalah, seperti ;
- Salah seorang di antara mereka
ada yang melanggar janji ;
- Salah seorang di antara mereka
ada yang terkena gosip ;
- Salah seorang di antara mereka tidak mau membantu, disaat temannya
tersebut membutuhkan pertolongan.
Fase Ketiga
- Persahabatan yang penuh dengan
saling pengertian
Terjadi pada anak usia 11 sampai
15 tahun, bagi mereka arti teman tidak hanya sekedar untuk bermain saja, di
sini seorang teman harus juga bisa berfungsi sebagai tempat berbagi pikiran,
perasaan dan pengertian.
Pada fase ini persahabatan
memasuki stadium yang sangat pribadi, karena pada umumnya mereka sedang
mengalami masa puber dengan permasalahan psikologis seperti ; depresi, rasa
takut, problem di rumah, atau problem keuangan yang terjadi pada mereka,
biasanya mereka lebih tahu permasalahan psikologis tersebut dibandingkan dengan
orang tua mereka sendiri.
Persahabatan pada fase ini bisa
berubah seiring dengan berjalannya usia mereka, dari sekedar teman bermain,
kemudian berkembang menjadi teman berbagi kepercayaan dan teman berbagi emosi.
- Populer atau Tidak Populer dan
Apa Akibatnya
Di dalam lingkungan
sekolah dasar, biasanya ada anak yang populer dan tidak populer, baik anak
tersebut lebih menonjol karena kepintaranya atau pun karena hal yang lainnya.
Mereka mendapat perhatian lebih,
seperti selalu diundang dan hadir di pesta ulang tahun temannya sedangkan yang
tidak populer tidak pernah diundang.
Untuk mengetahui
lebih jauh tentang hubungan sosial anak populer dan tidak populer di dalam
kelas, seorang guru atau kita, dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada
mereka,
Dengan cara tersebut,
pada akhirnya kita bisa membedakan perkembangan anak-anak secara berurutan,
seperti ;
1. Anak-anak yang menyandang
bintang sosiometris
Bintang sosiometris, artinya
mereka paling banyak disebut sisi positifnya dari pada sisi negatifnya,
biasanya mereka disenangi dan diakui oleh teman-temannya sedikit dari mereka
yang menyandang bintang sosiometris ini merasa terasingkan.
2. Anak-anak yang biasa
Biasanya mereka tidak begitu
populer dibandingkan dengan bintang sosiometris, tetapi mereka lebih banyak disebut
sisi positifnya dan sedikit disebut sisi negatifnya.
3. Anak-anak yang terisolir
Biasanya mereka tidak
disebut sisi positifnya dan juga tidak disebut sisi negatifnya, sepertinya anak
terisolir tersebut tidak terlihat oleh teman-temannya.
4. Anak-anak yang terasingkan
Biasanya mereka oleh
anak-anak yang lain diasingkan dan tidak diakui sebagai teman, mereka biasanya
sedikit sekali disebut sisi positifnya dan lebih banyak disebut sisi
negatifnya.
Dari urutan-urutan di
atas, kita sebagai orang tua harus cepat tanggap dan tidak ragu untuk bertanya
kepada guru di sekolah, bagaimana perkembangan psikologi anak di lingkungan
sekolah, hal tersebut dilakukan untuk membandingkan perkembangan psikologi anak
di lingkungan rumah dan di lingkungan sekolah, supaya kita dapat secepatnya
menelusuri dan mengetahui apakah anak kita mempunyai masalah dalam dirinya yang
tidak berani diungkapkan kepada kita sebagai orang tuanya dan kita bisa dengan
cepat menangani serta membantu memecahkan masalah si anak tersebut, sebelum masalah
anak tersebut terlanjur merubah sifat dan karekter si anak.
Faktor-faktor penting yang
mempengaruhi dalam status sosial anak
1. Cara orang tua
mendidik dan membina anak
Orang tua yang
mendidik anak dengan cara bertahap dalam menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik
anak dengan penuh kasih sayang, biasanya anak-anak mereka memiliki kepercayaan
diri yang tinggi dan mereka akan mudah dalam mengembangkan hubungan sosialnya.
Lain halnya dengan
anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang secara penuh dan mereka dididik
oleh orang tuanya dengan cara kasar serta mendapatkan peristiwa yang membuat
anak tersebut trauma, maka kita bisa dengan jelas melihat perbedaan yang
mencolok, biasanya anak tersebut sulit dikendalikan dan memiliki masalah,
mereka tidak akan mudah membina hubungan sosial dan sulit membina persahabatan
dengan anak lainnya.
2. Urutan
kelahiran
Urutan kelahiran,
mempengaruhi juga dalam status sosial anak, karena biasanya anak yang paling
muda lebih populer dan terbiasa dengan negoisasi dari pada saudara-saudaranya.
3. Kecakapan dan
keterampilan mengambil peran
Biasanya anak-anak
populer memiliki kecakapan dan keterampilan dalam mengambil apa pun posisi
peran dan posisi peran tersebut dapat berkembang menjadi lebih baik.
4. Nama
Nama yang dapat
diasosiasikan dengan sesuatu hal, dapat membawa pengaruh negatif terhadap
perkembangan sosial psikologi anak. karena anak-anak masih sangat kongkrit
dalam menyatakan sesuatu hal, akibatnya anak tersebut merasa rendah diri dan
tersudut apabila anak-anak yang lain mencemoohkan karena namanya dapat
diasosiasikan dengan sesuatu hal.
5 Daya tarik
Anak-anak yang
memiliki daya tarik tersendiri, biasanya selalu populer daripada anak yang kurang
memiliki daya tarik. Anak-anak yang berumur 3 tahun, sudah bisa membedakan mana
anak-anak yang menarik dan mana anak-anak yang kurang menarik, reaksi
ketertarikkannya hampir sama dengan orang dewasa.
6. Perilaku
Tidak semua anak yang
menarik menjadi populer karena masih banyak faktor lainnya yang bisa
mempengaruhi katagori populer. Perilaku yang membuat anak populer, antara lain
; ramah tamah, mempunyai rasa simpati, tidak agresif, bisa berkerja sama, suka
menolong, suka memberikan masukkan atau komentar yang positif, dan lain-lain.
Beberapa problem pada anak-anak
yang terasingkan, antara lain ;
- secara terbuka mereka diasingkan
- sering terlibat dalam hal-hal kejadian interaksi yang negatif
- mempunyai masalah perilaku
- sering memperlihatkan perilaku agresif
- mempunyai status negatif yang stabil
- sering bermasalah di sekolah
Secara umum anak-anak yang
terasingkan, berreaksi dengan dua cara :
1. Menarik diri
Biasanya mereka
menarik diri dari kontak dengan yang lain, mereka sebetulnya ingin main dengan
anak-anak lainnya, tetapi mereka diacuhkan dan diabaikan keberadaannya, malahan
mereka mengejeknya seperti dengan sebutan “professor” karena anak tersebut
memakai kacamata, maka dari itu mereka selalu menhindar dari anak-anak lainnya,
di rumah biasanya mereka juga pendiam dan selama mungkin tinggal di kamarnya
dengan membaca komik atau mendengarkan musik, kepada orang tuanya mereka
beralasan tidak suka main di luar.
2. Perilaku anti sosial
Biasanya mereka sulit
untuk diatur, padahal anak-anak lainnya tidak suka dengan perilakunya.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, K. 1985. Teori Kepribadian. Bandung : Alumni.
_________. 1992. Bimbingan
Bagi Anak dan Remaja yang Bermasalah. Jakarta : Rajawali Press.
Kasijan. 1987. Psikologi Pendidikan I. Surabaya : PT. Bina Ilmu.
Gunarsa, S.D. 1985. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Pasaribu dan Simanjuntak. 1988. Psikologi Perkembangan.Bandung : Transito.
Purwanto, N. 1990. Psikologi
Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar