Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

VISI & MISI SEKOLAH

V I S I

Unggul dalam prestasi berbudi pekerti luhur dan mandiri

M I S I

1. Menumbuhkan semangat berprestasi

2. Meningkatkan budaya disiplin seluruh warga sekolah

3. Membiasakan siswa berprilaku sehat

4. Menciptakan pola hubungan yang sinergis anatara skolah dan masyarakat dalam meningkatkan pendidikan

S T R A T E G I

1. Menciptakan sekolah yang bernuansa Manajemen berbasis Sekolah

2. Pencapaian ketuntasan belajar pada tiap mata pelajaran adalah 100%

3. Mendapatkan prestasi non akademikmkhususnya dalam bidan keagamaan kesen ian, olah raga dan keterampilan

4. Meningkatkan wawasan kependidikan dan kemampuan teknis profesional

5. Menciptakan sekolah yang aman

Sabtu, 17 Maret 2012

Mengajar kan Anak Berpikir Kritis??

Ketika anak mulai belajar berbicara, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan anak. namun sayangnya kadangkala bahkan mungkin sering orang tua malah mematahkan pertanyaan tersebut. sebagai contoh ketika anak bertanya ini itu di mall atau dimana saja, kadang orang tua risih dan berkata : hus diam, tanya-tanya terus, malu atuh.


perbuatan orang tua seperti itu secara tidak langsung akan membuat anak malas bertanya dan akhirnya anak yang tadinya kritis malah sebaliknya. padahal anak dituntut untuk menjadi kritis terhadap sesuatu yang terjadi dilingkungan disekitarnya.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pengukuran indikator-indikator yang dikemukan oleh beberapa ahli di atas dapat dilakukan dengan menggunakan universal intellectual standars, yaitu standardisasi yang harus diaplikasikan dalam berpikir yang digunakan untuk mengecek kualitas pemikiran dalam merumuskan permasalahan, isu-isu, atau situasi-situasi tertentu. Pembelajaran kritis adalah agen untuk melakukan perubahan tatanan sosial guna membentuk masyarakat baru (berbeda dan lebih baik), yaitu dengan menjadikan pembelajaran sebagai pilot project, berarti kita berbicara tentang sistem pemberdayaan yang menyeluruh dan melampaui batas-batas teori dari doktrin tertentu dan yang tersedia, serta berbicara tentang keterkaitan antara teori dan permasalahan yang dihadapi.
Pembelajaran kritis mensyaratkan prinsip-prinsip pembelajaran yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. yaitu merupakan proses dimana pendidik membantu peserta didik untuk mengenal dan mengungkap kehidupan yang senyatanya secara kritis. Dalam pembelajaran kritis para pendidik harus bekerja dengan berdasarkan pengalaman anak didik dalam proses pembelajaran. Murid sebagai orang dewasa diasumsikan memiliki kemampuan aktif untuk merencanakan arah, memilih bahan dan materi yang dianggap bermanfaat, memikirkan cara terbaik untuk belajar menganalisis dan menyimpulkan serta mampu mengambil manfaat pendidikan. Fungsi guru adalah sebagai fasilitator dan bukan menggurui. Pemahaman karakteristik belajar guru sebagai adult learners, akan membantu pimpinan atau pemangku kepentingan sekolah dalam mendesain bentuk-bentuk pembelajaran efektif bagi pengembangan profesionalitas mereka.
Menurut teori hemisphere atau belahan otak atau juga sering disebut teori otak kanan otak kiri, otak terbagi kedalam dua belahan yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan otak ini terdiri dari cerebralcortex atau neocortex termasuk belahan sistem limbic-nya. Kedua belahan otak ini dihubungkan oleh tiga penghubung yaitu Corpus Colasum, Hippocompal Commissure, dan Anterior  Commissure. Belahan otak kiri (left cortex) mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan sedangkan belahan otak kanan (right cortex) mengendalikan bagian tubuh sebelah kiri. Teori belahan otak kanan adalah belahan otak yang berfungsi dalam hal berkreativitas. Belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik (motor sequence) yaitu berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika. Belahan otak kiri berespons pada pendapat.
Kreatifitas merupakan salah satu kebutuhan kita dalam mengembangkan otak kita. Kreativitas begitu bermakna dalam hidup Karena dengan kita berkreatif kita dapat memunculkan ide-ide yang baru, yang mungkin orang lain tidak dapat melakukannya. Selain itu, kreativitas juga dapat membangun diri kita sendiri dalam berbagai aspek kehidupan. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik. Menurut Alvian, 1983. Ada beberapa tahap untuk menjadikan anak sebagai pemecah masalah. Tahap pertama untuk menjadikan anak yang problem solver, anak diarahkan untuk berpikir kritis terlebih dahulu. Dengan berfikir kritis, anak akan menjadi terbiasa menjawab permasalahan- permasalahan yang ia hadapi dengan baik. Selanjutnya, kreativitas akan muncul saat anak menemui kesulitan dalam memecahkan masalah, sehingga anak akan mencari berbagai cara yang mungkin dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut
oke mulai sekarang bagi orang tua tinggalkan melemahkan kekritisan anak ketika bertanya. sekarang mulailah membangkitkan kembali kekritisan anak kita. lalu bagaimana cara mengajari anak berpikir kritis? dan mulai usia berapa bisa diterapkan?

menurut Bagus Takwin, pengajar Fakultas Psikologi UI, berpikir kritis bisa diajarkan ke anak sejak usia 4-6 tahun. caranya adalah sebagai berikut :
1. belajar dari observasi
misalnya, minta anak mengamati teman-teman sebaya mereka. lalu anak diminta menjawab pertanyaan, seperti : mengapa kamu berteman dengan mereka, apa persamaan kamu dengan mereka, apa perbedaannya, apa yang kamu dapat dari mereka, mengapa kamu berteman dengan mereka, mengapa orang perlu teman, dll.
2. Belajar dari pengandaian
misalnya anak diminta untuk membayangkan apa yang terjadi jika tidak ada air, atau tidak ada cahaya, tidak ada kendaraan, tidak punya orang tua, dll.
3. Belajar tentang kemungkinan-kemungkinan baru
contohnya, minta buah hati mencari cara lain untuk menulis selain pulpen atau pensil. atau minta anak mencari kegunaan lain dari suatu benda.
4. Belajar menemukan kesalahan
contoh : tunjukkan anak benda tertentu yang kurang lengkap, lalu minta ia menemukan lima kesalahan dari gambar itu.
5. Melengkapi cerita
paparkan pada anak suatu cerita yang tidak lengkap. anak diminta untuk menemukan bagian cerita yang hilang atau tidak lengkap tadi dan minta melengkapinya. cerita bisa berupa teks atau bergambar.
itulah beberapa tips mengajari anak berpikir kritis yang bisa kita coba. jika kita konsisten mengajarkan dan melatih anak kita, insyaAllah anak kita akan menjadi anak yang kritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer