Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

VISI & MISI SEKOLAH

V I S I

Unggul dalam prestasi berbudi pekerti luhur dan mandiri

M I S I

1. Menumbuhkan semangat berprestasi

2. Meningkatkan budaya disiplin seluruh warga sekolah

3. Membiasakan siswa berprilaku sehat

4. Menciptakan pola hubungan yang sinergis anatara skolah dan masyarakat dalam meningkatkan pendidikan

S T R A T E G I

1. Menciptakan sekolah yang bernuansa Manajemen berbasis Sekolah

2. Pencapaian ketuntasan belajar pada tiap mata pelajaran adalah 100%

3. Mendapatkan prestasi non akademikmkhususnya dalam bidan keagamaan kesen ian, olah raga dan keterampilan

4. Meningkatkan wawasan kependidikan dan kemampuan teknis profesional

5. Menciptakan sekolah yang aman

Jumat, 02 Desember 2011

PENDIDIKAN BUDI PEKERTI BUKAN DI HAFALKAN TAPI DI TELADANI DAN DI APLIKASIKAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


BUDAYA kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia sekolah belakangan ini semakin terasa. Banyak oknum anak didik yang sering dinilai  kurang memiliki sopan santun baik di sekolah, di rumah maupun  masyarakat. Lebih dari itu anak-anak tersebut juga sering terlibat tawuran,  kasus obat-obatan terlarang dan tindakan negatif lainnya.

Pandangan yang terlalu simple menganggap bahwa kemerosotan akhlak, moral dan etika peserta didik tersebut disebabkan karena gagalnya pendidikan agama (Islam) di sekolah. Pendidikan agama  dituding telah gagal dan mandul  membentuk akhlak dan  kepribadian siswa.
Harus diakui, dalam batas tertentu, pendidikan agama di sekolah memang memiliki kelemahan-kelemahan, sejak dari jumlah jam pelajaran yang sangat minim, juga materi  yang terlalu menekankan pada aspek teoritis dan kognitif semata. Beberapa waktu ke belakang ada wacana untuk menambahkan mata pelajaran pendidikan budi pekerti di sekolah dalam rangka menanggulangi perkembangan negatif anak didik tersebut.
Pendidikan budi  pekerti adalah suatu proses pembentukan  perilaku atau watak seseorang, sehingga dapat membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk dan mampu menerapkannya dalam kehidupan. Pendidikan budi pekerti pada hakikatnya merupakan konsekuensi tanggung jawab  seseorang untuk  memenuhi suatu kewajiban.
Budi pekerti lahir karena fakta, persepsi atau kepedulian  untuk melakukan hubungan sosial secara harmonis melalui perilakunya. Parameter budi pekerti yang luhur adalah kesesuaiannya dengan norma, etika, dan ajaran agama yang dianut suatu masyarakat.
Pelaksanaan pendidikan budi pekerti  di sekolah  dapat dilakukan melalui dua  pendekatan. Pertama, melalui integrasi dengan  pelajaran yang memiliki pokok bahasan yang sesuai seperti Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan cara menambah materi titipan.
Kedua, melalui pendekatan modeling, imitasi atau keteladanan (uswah) yang dilakukan oleh guru. Jika guru menggunakan cara yang pertama, maka guru berfungsi sebagai pengajar, sedangkan jika cara yang kedua  yang digunakan maka guru berfungsi sebagai pendidik (Suwandi, 2000).
Budi pekerti merupakan perilaku (behaviour), bukan  pengetahuan sehingga untuk dapat diinternalisasi oleh anak didik, maka harus diteladankan bukan diajarkan. Sehingga pendekatan yang kedua lah yang lebih tepat untuk menjalankan pendidikan budi pekerti ini.

Pendidikan Budi Pekerti dalam PAI
 Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran normatif yang berusaha membentuk manusia yang beriman dan bertakwa dengan cara mengajarkan nilai-nilai agama kepada peserta didik. Cakupan materi dalam PAI di sekolah adalah seluruh unsur ajaran dalam Islam dalam skala yang kecil.
Seluruh materi yang ada dalam PAI sejatinya mengajarkan peserta didik agar memiliki budi pekerti yang luhur, karena memang tujuan PAI adalah sejalan dengan pendidikan budi pekerti yaitu membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Pendidikan akhlak merupakan bagian integral dari materi PAI  yang memiliki peran sentral dalam rangka pembinaan moral anak didik.  Muatan-muatan akhlak dalam PAI jika diterapkan melalui pembelajaran yang tepat, akan dapat menjadi sarana pendidikan budi pekerti. Beberapa materi akhlak dalam PAI adalah tentang akhlak terpuji dan tercela dengan berbagai contoh dan aplikasinya dalam kehidupan.
Etika bermasyarakat, seperti bertetangga, bertamu, berbusana dan bergal dengan  juga menjadi materi yang diajarkan dalam PAI. Bahkan akhlak manusia terhadap tumbuhan dan hewan pun menjadi bahasan dalam  PAI.

Dalam tataran  yang lebih luas, sejatinya semua materi yang ada dalam PAI, mulai dari aqidah, ibadah, muamalah, dan seterusnya dapat diejawantahkan menjadi sarana  pendidikan budi pekerti.
Dengan demikian, konsep pendidikan budi pekerti sebenarnya sudah include dalam PAI terutama materi akhlak. Yang harus dilakukan sekarang adalah lebih serius mengelola proses pembelajaran sehingga dengan keterbatasan jumlah jam PAI yang ada dapat memberikan kontribusi maksimal dalam pembentukan budi pekerti anak didik.
Semua pihak sepakat bahwa budi pekerti dan moralitas anak didik sekarang ini akan menentukan nasib bangsa ini di masa yang akan datang, sehingga menjadi sebuah harga mati untuk membentuk budi pekerti yang luhur pada anak-anak kita. (*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer